Berpikir Positif

"Seseorang yang berpikiran positif dapat melihat sesuatu yang tidak tampak, dapat merasakan hal-hal yang terselubung dan dapat meraih hal-hal yang tidak mungkin." (Anonim)

28 Maret 2009

PerangapTikus

Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan dengan seksama sambil menggumam "hmmm... makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??" Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak " Ada Perangkap Tikus di rumah.... di rumah sekarang adaperangkap tikus...." Ia mendatangi ayam dan berteriak "ada perangkat tikus" Sang Ayam berkata " Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidakberpengaruh terhadap diriku" Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak. Sang Kambing pun berkata "Aku turut bersimpati... tapi tidak ada yang bisa aku lakukan" Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. " Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali" Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sang ular berkata "Ahhh... Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku" Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.
Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri tidak sempat diselamatkan. Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam. Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. (kita semua tau,sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam) Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya. Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang temanmenyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya. Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia. Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.
Dari kejauhan... Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa harikemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.
SO... SUATU HARI KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESULITAN DAN MENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA... PIKIRKANLAH SEKALI LAGI.

14 Maret 2009

Apa yang kita sombongkan??

Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras. Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya, "Apa yang sedang Anda lakukan?"

Sang Guru menjawab, "Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka. Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya."

Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih- benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.

Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.

Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan. Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence) . Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.

Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.

Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan.

Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.

Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita lihat adalah "tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.

Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri.
Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.

Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam.

Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri.
Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?

13 Maret 2009

Yang Akan mengikuti Mayat

Yang Akan mengikuti Mayat Adalah Tiga:

Keluarga, Hartanya, dan Amalnya.

Ada Dua Yang Kembali Dan Satu akan Tinggal Bersamanya;

Keluarga Dan Hartanya Akan Kembali

Sementara Amalnya Akan Tinggal Bersamanya.

Maka ketika Roh Meninggalkan Jasad...

Terdengarlah Suara Dari Langit Memekik,

"Wahai Fulan Anak Si Fulan..

Apakah Kau Yang Telah Meninggalkan Dunia,

Atau Dunia Yang Meninggalkanmu

Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Harta Kekayaan,

Atau Kekayaan Yang Telah Menumpukmu

Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Dunia,

Atau Dunia Yang Telah Menumpukmu

Apakah Kau Yang Telah Mengubur Dunia,

Atau Dunia Yang Telah Menguburmu."

Ketika Mayat Tergeletak Akan Dimandikan ....

Terdengar Dari Langit Suara Memekik,

"Wahai Fulan Anak Si Fulan...

Mana Badanmu Yang Dahulunya Kuat

Mengapa Kini Terkulai Lemah

Mana Lisanmu Yang Dahulunya Fasih

Mengapa Kini Bungkam Tak Bersuara

Mana Telingamu Yang Dahulunya Mendengar

Mengapa Kini Tuli Dari Seribu Bahasa

Mana Sahabat-Sahabatmu Yang Dahulunya Setia

Mengapa Kini Raib Tak Bersuara"

Ketika Mayat Siap Dikafan...

Suara Dari Langit Terdengar Memekik,

"Wahai Fulan Anak Si Fulan

Berbahagialah Apabila Kau Bersahabat Dengan Ridha

Celakalah Apabila Kau Bersahabat Dengan Murka Allah

Wahai Fulan Anak Si Fulan...

Kini Kau Tengah Berada Dalam Sebuah Perjalanan

Nun Jauh Tanpa Bekal

Kau Telah Keluar Dari Rumahmu

Dan Tidak Akan Kembali Selamanya

Kini Kau Tengah Safar Pada Sebuah Tujuan

Yang Penuh Pertanyaan."

Ketika Mayat Diusung....

Terdengar Dari Langit Suara Memekik,

"Wahai Fulan Anak Si Fulan..

Berbahagialah Apabila Amalmu Adalah Kebajikan

Berbahagialah Apabila Matimu Diawali Tobat

Berbahagialah Apabila Hidupmu Penuh Dengan Taat."

Ketika Mayat Siap Dishalatkan....

Terdengar Dari Langit Suara Memekik,

"Wahai Fulan Anak Si Fulan..

Setiap Pekerjaan Yang Kau Lakukan Kelak Kau Lihat Hasilnya Di Akhirat

Apabila Baik Maka Kau Akan Melihatnya Baik Apabila Buruk, Kau Akan Melihatnya Buruk."

Ketika Mayat Dibaringkan Di Liang Lahat....

terdengar Suara Memekik Dari Langit,

"Wahai Fulan Anak Si Fulan...

Apa Yang Telah Kau Siapkan Dari Rumahmu Yang Luas di Dunia Untuk Kehidupan Yang Penuh Gelap Gulita Di Sini

Wahai Fulan Anak Si Fulan....

Dahulu Kau Tertawa

Kini Dalam Perutku Kau Menangis

Dahulu Kau Bergembira

Kini Dalam Perutku Kau Berduka

Dahulu Kau Bertutur Kata

Kini Dalam Perutku Kau Bungkam Seribu Bahasa."

Ketika Semua Manusia Meninggalkannya Sendirian....

Allah Berkata Kepadanya,

"Wahai Hamba-Ku.....

Kini Kau Tinggal Seorang Diri Tiada Teman Dan Tiada Kerabat di Sebuah Tempat Kecil, Sempit Dan Gelap..

Mereka Pergi Meninggalkanmu.. Seorang Diri

Padahal, Karena Mereka Kau Pernah Langgar Perintahku

Hari Ini,.... Akan Kutunjukan Kepadamu Kasih Sayang-Ku Yang Akan Takjub Seisi Alam Aku Akan Menyayangimu Lebih Dari Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya".

Kepada Jiwa-Jiwa Yang Tenang Allah Berfirman,

"Wahai Jiwa Yang Tenang Kembalilah Kepada Tuhanmu dengan Hati Yang ridho Lagi Diridhai-Nya Maka Masuklah Ke Dalam Jamaah Hamba-Hamba-Ku dan Masuklah Ke Dalam Jannah-Ku"


Semoga bermanfaat bagi kita semua, aamiin....