Berpikir Positif

"Seseorang yang berpikiran positif dapat melihat sesuatu yang tidak tampak, dapat merasakan hal-hal yang terselubung dan dapat meraih hal-hal yang tidak mungkin." (Anonim)

17 Mei 2010

Apa itu CINTA? dari Kawan Indit

Apakah telapak tanganmu berkeringat, jantungmu berdetak cepat, dan suaramu tercekat saat berada di dekatnya?
 * Itu bukan Cinta, itu Suka.
Apakah kamu tak bisa melepaskan pandangan atau genggaman dari dirinya?
   * Itu bukan Cinta, itu Nafsu.
Apakah kamu menginginkan dia saat dia sedang tidak ada?
   * Itu bukan Cinta, itu Kesepian.
Apakah kamu ada di sana karena itulah yang diinginkannya?
   * Itu bukan Cinta, itu Kesetiaan.
Apakah kamu menerima pengakuan cintanya karena kamu tak ingin menyakitinya?
   * Itu bukan Cinta, itu Kasihan.
Apakah kamu ada di sana karena dia memelukmu atau menggenggam tanganmu?
   * Itu bukan Cinta, itu Ketergantungan.
Apakah kamu ingin memiliknya karena tatapan matanya membuat hatimu berdegup kencang?
   * Itu bukan Cinta, itu Tergila-gila.
Apakah kamu memaafkan kesalahannya karena kamu peduli padanya?
   * Itu bukan Cinta, itu Persahabatan.
Apakah kamu mengatakan padanya setiap hari bahwa dialah satu-satunya orang yang kamu pikirkan?
   * Itu bukan Cinta, itu Dusta.
Apakah kamu ingin memberikan semua benda kesayanganmu untuknya?
   * Itu bukan Cinta, itu Sikap dermawan.
Apakah hatimu sedih dan sakit saat dia sedang terluka, dan sebisa mungkin ingin mengobati luka hatinya?
   * Barulah itu Cinta.
Apakah kamu tertarik pada orang lain, tapi tetap setia mendampinginya tanpa pernah menyesal?
   * Barulah itu Cinta.
Apakah kamu menerima segala kesalahan dan kekurangannya karena itulah bagian dari dirinya?
   * Barulah itu Cintta.
Apakah kamu menangis saat dia sedih meskipun dia kuat?
   * Barulah itu Cinta.
Apakah kamu memafkannya dan bersedia tetap bersamanya saat dia menyakiti?
   * Barulah itu Cinta.
Apakah kamu tetap setia apapun yang terjadi, baik saat gembira maupun sengsara?
   * Barulah itu Cinta.
Apakah kamu bersedia memberikan hatimu, hidupmu, dan matimu untuknya?
   * Ya, itulah Cinta.

03 Mei 2010

BÈR BUDI BAWA LAKSANA

BÈR BUDI BAWA LAKSANA secara harafiah bermakna “penuh watak luhur lebih”. Maksud arti yang terkandung adalah seorang pemimpin yang berbudi pekerti luhur dan mempunyai sifat kepribadian yang baik, konsisten antara perkataan dan perbuatan.

Bagi masyarakat Jawa dan secara universal, pemimpin yang dicari adalah pemimpin yang dapat mengayomi masyarakat dan kawulanya. Pemimpin yang dapat mengayomi adalah pemimpin yang mempunyai sifat budi pekerti luhur, kepribadian yang baik, serta konsisten perkataan dan perbuatan. Sebab pemimpin yang berbudi pekerti jelek, apalagi perkataan sering tidak konsisten dengan perbuatan atau bahkan keputusan yang diambil berubah-ubah jelas akan membuat bingung bagi kawula atau bawahannya.
Pemimpin adalah panutan rakyat atau bawahan. Segala pemikiran, ucapan, perbuatan, dan keputusan akan selalu ditiru dan dicontoh oleh rakyatnya. Bahkan segala tingkah lakunya akan selalu direkam dan diingat-ingat oleh kawulanya. Jika seorang pemimpin melakukan perbuatan tercela, jelas akan dicemooh oleh rakyatnya. Rakyatnya akan terus mencibirnya dan akhirnya tidak akan mempercayainya sebagai pemimpin yang berbudi luhur. Demikian pula jika pemimpin mengeluarkan keputusan yang berubah-ubah, maka jelas akan membuat bingung bawahannya. Pemimpin yang demikian akan dianggap berpendirian plin-plan, alias tidak konsisten sehingga bawahan tidak punya pegangan untuk bekerja.

Pemimpin yang berbudi luhur dan berpendirian konsisten tidak muncul secara spontan. Banyak yang harus dilakukan, termasuk olah budi, olah rasa, dan olah batin. Pemimpin harus banyak belajar dari pengalaman orang lain dan dirinya sendiri dalam berkehidupan. Untuk menjadi pemimpin yang berbudi luhur harus banyak mendengar keluhan, saran, kritikan, dan bahkan kalau perlu kritikan yang sangat keras dari rakyatnya. Jika pemimpin bisa memahami keluhan dan kebutuhan rakyatnya serta dapat membuat rakyatnya nyaman, aman, tentram, maka ia dapat menjadi pemimpin yang bersifat bèr budi bawa laksana.