Berpikir Positif

"Seseorang yang berpikiran positif dapat melihat sesuatu yang tidak tampak, dapat merasakan hal-hal yang terselubung dan dapat meraih hal-hal yang tidak mungkin." (Anonim)

24 Oktober 2013

Bus & Bemo

Dear Kawan, sudah mau akhir tahun yaa....
Saya menerima sebuah email dari teman kita Fenti, yang membuat saya sangat ingin membaginya di catatan kecil kita bulan ini. Fenti membalas catatan kecil kita bulan lalu yang bercerita tentang taksi yang jujur dan baik hati.  Enjoy the reading! 
Asyik ceritanya pak, saya juga sekarang pengguna angkutan umum pak, sekarang mandiri, tidak diantar. Saya punya cerita mengenai bemo di Jakarta.  Kalau cerita saya ini saya rasa lebih ke hasil dari bapak saya yang dulu seorang kondektur,  yang selalu menolong penumpangnya baik laki laki maupun wanita yang naik malam hari tapi ketiduran di bus. Sehingga dari pada bingung mau balik sudah nggak ada angkutan, mau di terminal juga berbahaya,  makanya dibawa ke rumah untuk bisa istirahat sampai besok paginya di antar lagi ke tujuannya. Saya ingat waktu itu saya selalu bertanya,“Siapa dia Pak?”  Dengan lembut bapak bilang penumpang yang ketiduran, sudah kelewatan rumahnya. Dan itu berlangsung beberapa kali. Hingga suatu saat saya tinggal di Jakarta ikut bude di Cawang dan kerja didaerah Pasar Baru. Suatu saat saya dapat telepon dari bude kalau bapak datang ke Jakarta. Sebelum pulang saya membelikan bapak  baju baru di Metro kalau nggak salah yang di Pasar Baru itu.
Pulangnya saya naik bemo, oper di Senen terus ke Cawang. Saya gembira sekali ditambah rasa kangen pada bapak, memang saya sangat dekat sekali dengan Bapak saya. Saya kemudian turun di Budi Asih sebelum terminal Cililitan. Disitulah masalahnya, saya lupa membawa bungkusan berisi baju baru saya, tertinggal di bemo. Baru beberapa langkah saya baru teringat, tanpa berpikir panjang saya langsung naik bemo lagi keterminal, saya juga nggak tahu waktu itu saya kok ya nekat hanya gara gara sebuah baju baru. Di terminal saya langsung tanya kesopir tentang bemo yang yang baru lewat, ditanya sopirnya ada apa. Saya jawab ada barang saya yang ketinggalan di bemo.  Bapak supir bemo yang saya tanyai menawarkan untuk membantu mengejar bemo yang baru lewat.
Tanpa berpikir panjang saya kok ya mau naik bemonya bapak itu dan percaya kalau saya akan benar benar ditolong olehnya. Disepanjang jalan, dia agak ngebut supaya bisa ngejar bemo tanpa harus sampai di pool. Sampai saya mengingatkan kalau ada penumpang yang mau ikut di pinggir jalan, karena dia rasanya nggak terlalu cari penumpang supaya bemonya terkejar. Akhirnya sampai di Rawasari saya ditolong untuk mencari bemo yang tadi saya naiki.  Alhamndulillah dapat pak, baju saya masih di bemo bapak itu. Saya niat bayar lebih, bapak supir yang menolong saya tidak  mau, katanya dia ikhlas mau menolong.
Selanjutnya saya mau balik lagi ke cawang, maka saya naik bemo yang sama. Belum lama duduk saya ditanya sama seorang ibu, “Mau ke mana?”. Saya bilang mau ke Cawang, ibu itu langsung bilang, “Jangan naik bemo ini karena tidak semuanya akan turun sampai Cawang, biasanya sampai tengah perjalanan sudah pada turun. Bahaya sudah malam kalau sendirian.”  Saya disarankan naik bus kota Mayasari, nanti bisa turun didekat UKI. Akhirnya saya menuruti kata kata Ibu tadi, saya ganti bus kota. Dan saya sampai dirumah sudah malam, saya lupa tepatnya pukul berapa, tapi yang saya ingat diatas jam 10 malam. Saya langsung diserbu dengan berbagai pertanyaan. Kasihan sekali ternyata bapak saya sangat cemas menunggu saya. Sayangnya saya tidak tanya nama bapak sopir yang baik hati itu, semoga beliau dan kelurganya selalu mendapat berkah dari yang Maha Kuasa.  Aamiin....
Saya selalu ingat kejadian itu. Setiap bercerita tentang angkutan umum. Saya tidak menyangka akan ditolong seperti itu.

Salam,